Selasa, 17 Juni 2008

LULUS 100 %

Bukittinggi, Padek-- Tidak hanya berhasil lulus 100 persen pada Ujian Nasional (UN) tahun 2008 ini, namun SMA Negeri 5 Bukittinggi juga berhasil menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Di mana SMA Negeri 5 Bukittinggi berhasil meraih posisi kedua untuk jurusan IPA dengan nilai rata-rata 48,79 dan jurusan IPS memperoleh rangking keempat dengan rata-rata 48,97 dari SMA sederajat yang ada di Bukittinggi.

Kendati belum menempati rangking pertama, namun untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, SMA Negeri 5 yang menjadi pilot percontohan penghijauan di Bukittinggi ini berhasil menempati rangking pertama di Bukittinggi. Sedangkan untuk jurusan IPA jumlah nilai rata-rata 8.30.

Prestasi SMA Negeri 5 Bukittinggi ini juga dirasakan oleh Salman Agus, siswa kelas tiga jurusan IPA yang pernah mewakili Indonesia pertukaran pelajar untuk Jepang ini mendapat nilai tertinggi dengan nilai total rata-rata 54,50 dari enam mata pelajaran yang diujikan. Menyusul Rima Angreini pada posisi kedua dengan nilai 53.60. Menurut rencana, Rima akan melanjutkan pendidikan di Bakri School Of Managemen (BSM). Untuk jurusan IPS, Aidil Zaky Sukma berada pada posisi pertama dengan nilai 52.15 dan posisi kedua ditempati Leti Septavia, dengan nilai 51.95.

Prestasi yang cukup membanggakan ini, menurut Kepala SMA Negeri 5 Bukittinggi, Dra Dian Mulyati Syarfi, tidak didapatkan begitu saja, melainkan memalui program dan tahapan-tahapan strategis untuk mencapai prestasi. Di antaranya, SMAN 5 memiliki tim pengendali mutu yang gunanya untuk memantau peningkatan hasil belajar siswa.

Melalui tim pengendali mutu yang bersifat independen dan diketuai oleh guru berprestasi, setiap bulannya membuat laporan terhadap hasil belajar siswa dengan memberikan rapor bulanan kepada siswa tentang hasil belajar yang mereka dapatkan.

”Dari penilaian tim itulah kita dapat mengetahui lebih rinci perkembangan hasil belajar siswa, dan melalui tim ini juga dapat diketahui kondisi belajar siswa. Apabila di antara siswa masih dinilai kurang dalam belajar, maka dari hasil tim pengendali mutu ini dapat dicarikan solusi bagaimana cara mengatasi kekurangan siswa dalam belajar tersebut,” kata Dian Mulyati.

Disebutkan, tim pengendali mutu ini juga menjadi salah satu penghubung antara sekolah dengan wali murid. Seperti ditemukan masalah siswa yang dalam belajar dan pergaulan di sekolah, dibicarakan bersama wali murid, sehingga hubungan wali murid dengan sekolah terjalin dengan baik. Dengan terjalinnya hubungan antara wali murid dengan sekolah, dapat melahirkan satu persepsi bersama dalam membangun prestasi siswa dan sekolah.

Dalam menjawab persoalan seputar siswa, pihaknya sering mendatangkan orang yang ahli di bidangnya untuk mengatasi masalah siswa. Seperti mendatangkan psikolog, dosen, sampai para trainer ESQ yang dapat memberikan pencerahan kepada siswa yang akan mengikuti ujian, sehingga siswa dapat mengikuti ujian dengan tenang dan mendapatkan hasil yang sempurna. (rul)

Tidak ada komentar: